Tiga Dimensi Peperangan Rohani


Peperangan rohani bukan merupakan suatu permainan. Kita tidak boleh berpikir boleh "menang atau kalah." Tetapi jika kita terus berperang, lambat laun akan kelelahan dan kehilangan sukacita. Dalam peperangan jika kita menang dan merasakan sukacita yang harus dilakukan adalah dengan cara bekerjasama/saling mendukung.
Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa dan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini. Peperangan rohani adalah melawan roh yang tidak dilihat. Oleh sebab itu, gereja sebagai anggota Tubuh Kristus harus bersatu dengan kekuatan rohani agar dapat mengalami kemenangan. Itulah yang disebut doa syafaat. Jika kita melakukan 'revival' atau Kebangunan Rohani dengan sukacita, maka kita pasti menang dan doa syafaat pasti dibutuhkan.
Untuk memenangkan peperangan rohani maka kita harus mengenal atau mengetahui dimensi dari peperangan rohani itu sendiri sehingga tujuan dari peperangan rohani yakni supaya bisa membinasakan perbuatan-perbuatan iblis (1 Yoh. 3:8) dan Untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk. 19:10).
Adapun tiga dimensi dalam peperangan rohani adalah :

1. Peperangan Rohani Tingkat Dasar (Ground Level)
Dalam peperangan rohani tingkat dasar kita melakukan hal-hal antara lain pengusiran roh jahat, menyembuhkan orang yang sakit dan menguatkan orang yang lemah (Matius 10:1; Matius 11:4-5; Markus 16:17; Lukas 10:17-20; KPR19:11-12). Di berbagai tempat, saat ini pelayanan misi tidak bisa efektif ataupun mengembangkan gereja tanpa pelayanan pengusiran kuasa roh jahat. Tujuan dari peperangan rohani tingkat dasar adalah pribadi (dalam hal ini kita sebut dengan Golongan A) yang menjadi korban permainan iblis untuk menjadi tumbalnya. Iblis sering menyerang pribadi-pribadi untuk memanifestasikan kuasanya. Melalui kelemahan dan sakit penyakit iblis menindas manusia.

2. Peperangan Rohani Tingkat Okultisme (Occult Level)
Ciri khusus Peperangan Rohani Tingkat Okultisme adalah seseorang dirasuki setan walaupun sebenarnya orang tersebut tidak mau. Orang tidak mau menderita penyakit, dirasuki setan dan menjadi lemah. Bandingkan jika hal itu sengaja diinginkan oleh seseorang seperti dukun, Gerakan Zaman Baru (New Age). Orang membaca mantera (Petenung), pemuja setan dan peramal nasib (dalam hal ini kita sebut dengan Golongan B). Di masa kita walaupun sudah modern tetapi masih banyak yang meminta pertolongan kepada dukun, petenung, peramal nasib dan lain-lain daripada berdoa atau meminta pertolongan kepada dokter. Oleh karena hasil penelitian untuk mendapatkan hasil tentang peperangan rohani terhadap golongan A, tidak bisa hanya dilakukan di gereja saja. Karena orang yang menderita penyakit dan juga dirasuki setan tidak selalu bisa disembuhkan di gereja, seringkali yang terjadi adalah Golongan B menguasai Golongan A. Golongan B dipakai Iblis untuk menyatakan kuasanya di dunia ini. Jadi dalam peperangan rohani tingkat okultisme kita melawan orang-orang yang menyerahkan diri untuk dipakai iblis (KPR 16:16-19; I Raj. 18:20-29).

3. Peperangan Rohani Tingkat Strategi (Strategy Level)
Setelah golongan A dan golongan B diusir dalam nama Tuhan Yesus, selanjutnya roh teritorial (roh-roh kegelapan yang menguasai daerah tertentu) yang ada di tingkat strategi (Golongan C), diikat, diusir dalam nama Tuhan Yesus; maka kita dapat melihat gerakan "revival" (Kebangunan Rohani) digenapi. Pada tingkat strategi ini kita dituntut mengadu strategi dengan iblis, karena kita harus mempelajari daerah-daerah yang diikat oleh iblis dalam hal ini ada tempat-tempat yang menjadi tempat penyembahan perhala atau tempat pemujaan setan yang pernah ada baik itu sejak jaman dahulu maupun hingga saat ini (KPR 19:27; Ef. 6:12).
Peperangan rohani terhadap golongan A, B, dan C adalah peperangan rohani yang harus dilakukan. Jika dalam peperangan rohani Tingkat Dasar dimenangkan, maka Tingkat Okultisme dan Tingkat Strategi juga pasti dimenangkan. Tetapi jika peperangan rohani Tingkat Dasar sudah kalah terlebih dahulu, maka Tingkat Okultisme akan menjadi kuat dan kemudian bersatu dengan Tingkat Strategi, sehingga kekuatan roh jahat akan lebih dahsyat. Jika gereja yang dibangun di wilayah yang dikuasai oleh ketiga level secara bersama-sama ditambah dengan keberadaan roh jahat maka gereja tidak dapat berkembang. Pada saat ini strategi iblis yang baru adalah menumbuhkembangkan roh agamawi dengan subur sehingga terjadi perpecahan di antara gereja akhirnya gereja tidak bisa bersatu melawan iblis.

Dalam Peperangan Rohani kita tidak boleh lengah sesaat pun karena iblispun bekerja keras dengan segala tipu muslihat untuk mencuri kemuliaan Allah dari umat pilihanNya. Dengan berpuasa peperangan rohani akan semakin kuat karena berpuasa kita akan lebih berjaga-jaga dalam doa kita.

     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekelumit Sejarah Desa Tunbaun

Mengenal Isi Hati Tuhan